Kepala Kemenag Lamsel H. Ashari, SE. MPd.I, foto: Endri
Lampung Selatan, aspirasilampung.com–Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lampung Selatan gelar penguatan moderasi beragama kepada kepala Raudhatul Athfal (RA) dengan motto madrasah maju bermutu, mendunia, kamis (13-2-2025).
Kegiatan berlangsung di aula pusat layanan haji dan umrah terpadu kantor kemenag Lamsel dengan dihadiri Kepala kemenag Lamsel H. Ashari, SE. MPd.I, Kasi Penmad H. Aprizandi, S.FiI.I.M.Kom.I, pemateri Plt Kasubag TU, H.Jamhuri, S.Ag.MM dan 74 Kepala RA se-Lamsel.
Kasi Penmad, H. Aprizandi, S.FiI.I.M.Kom.I mengatakan dasar kegiatan ini ialah Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 58 tahun 2023 tentang penguatan moderasi beragama dan program kerja seksi Penmad tahun 2025
H.Aprizandi menjelaskan moderasi agama adalah cara pandang, sikap dan prilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang.​​​​​
Pendidikan agama di Raudhatul Athfal (RA), kata Apizandi, memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan akhlak anak. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan radikalisme dan ekstremisme di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini dapat berdampak negatif pada proses pembelajaran dan pengembangan anak.

Oleh karena itu, penguatan moderasi beragama di RA menjadi sangat penting. Moderasi beragama dapat membantu anak-anak memahami agama dengan cara yang benar dan tidak ekstrem. Dengan demikian, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang beriman, berakhlak, dan berpikiran terbuka.
“Kepala RA memiliki peran strategis dalam mengembangkan moderasi beragama di RA. Mereka harus dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan mendukung pengembangan moderasi beragama. Oleh karena itu, penguatan moderasi beragama bagi kepala RA menjadi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengembangkan moderasi beragama di RA,”Jelasnya.
Dengan penguatan moderasi beragama bagi kepala RA, lanjut Afrizandi, diharapkan dapat tercipta generasi yang beriman, berakhlak, dan berpikiran terbuka, moderat dan toleran Hal ini dapat membantu mencegah penyebaran radikalisme dan ekstremisme di kalangan anak-anak dan remaja, serta membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan toleran.
Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang pentingnya moderasi beragama pada kepala dan guru madrasah dengan mengembangkan kemampuan kepala madrasah dan guru dalam mengembangkan kurikulum pendidikan agama yang berfokus pada moderasi beragama, serta menghadapi radikalisme dan ekstremisme.
“Kepala madrasah dan guru dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mengembangkan moderasi beragama di madrasah, “harapnya.

Kepala Kemenag Lamsel, H.Azhari mengatakan moderasi agama itu bagaimana cara menciptakan suasana bisa menyelesaikan masalah , tidak pandang bulu. “Contoh, ada pengendara motor jatuh, harus kita tolong! Jangan tanya agama nya apa. Urusan sosial itu gak pandang siapa pun itu tolong dulu, “kata H.Azhari.
Moderasi beragama ini, kata Kepala Kemenag Lamsel, bisa berjalan dan difahami maka kehidupan bermasyarakat bisa tentram dan damai. Penguatan moderasi beragama ini disampaikan kepada seluruh kepala RA Se-Lamsel, bahkan untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah/Mts dan Madrasah Aliyah (MA) sudah terlebih dahulu disampaikan.
“Kedepannya akan terus berlanjut. Kegiatan penyampaian moderasi beragama hari ini selesai, kedepannya kita akan keluar ke eksternal, ke dinas-dinas juga terkait moderasi beragama. Harapannya, guru-guru kita ini memahami arti moderasi beragama karena masyarakat kita ini kan, masyarakat yang pluralisme. Dari bermacam agama, kita akan ada hubungan komunikasi denga stakeholder masyarakat. Namun jika moderasi beragama ini bisa berjalan, kita akan aman tentram damai di kalangan masyarakat, “ungkapnya.
Sementara, Pemateri H. Jamhuri, S.Ag.MM menjelaskan moderasi beragama harus ditanamkan pada anak sejak usia dini dan bukan hanya untuk orang dewasa saja.
“Ibaratnya, anak-anak RA(Paud sederajat) bahan mentah yang bisa kita bentuk apa saja bisa. Kita berharap anak-anak RA, TK, SD ini bisa berfikir moderat hingga dia bisa bersikap toleransi pada orang-orang berbeda dengan dia. Ini bisa menciptakan rasa persatuan dan kesatuan di negara kita tercinta,”beber Kasi Bimas ini.

Pemateri menjelaskan, ada berapa cara/ strategi penguatan moderasi beragama yakni dengan pembentukan karakter moderat, menanamkan nilai-nilai kebangsaan, cinta tanah air, keberagaman dan toleransi. Penguatan moderasi agama ini bisa dilakukan didalam dan luar kelas.
“Indonesia ini sekarang menjadi percontohan moderasi beragama bagi negara-negara lain. Kita harus mengajarkan moderasi beragama sejak usia dini. Ada beberapa cara mengajarkan moderasi bergama dengan membangun karakter moderat. Poinya yakni dengan cara bersilaturahmi, menghormati orang lain dan peduli terhadap lingkungan,”pungkasnya.(En).